BUSANA TARI SINTREN

Hasil gambar untuk BUSANA TARI SINTREN

Dalam pertunjukannya, Busana yang di gunakan oleh penari Sintren adalah baju golek, yaitu baju tanpa lengan yang biasa digunakan dalam tari golek. Pada bagian bawah biasanya menggunakan kain jarit dan celana cinde. Untuk bagian kepala biasanya menggunakan jamang, yaitu hiasan untaian bunga melati di samping kanan dan koncer di bagian kiri telinga. Aksesoris yang di gunakan biasanya adalah sabuk, sampur, dan kaos kaki hitam/putih. Selain itu yang juga sebagai ciri khas dari penari Sintren adalah kaca mata hitam yang berfungsi sebagi penutup mata. Karena penari Sintren selalu memejamkan mata saat keadaan trance atau kesurupan, selain itu juga sebagai mempercantik penampilan.

Dalam pertunjukan Tari Sintren juga di iringi oleh alat musik seperti Gending. Dan di iringi dengan lagu Jawa. Namun, pada saat ini alat musik yang digunakan adalah alat musik modern seperti orkes.

Kesenian asli budaya jawa yang berkaitan dengan makhluk halus atau astral, oleh karena itu kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis atau magis. Kesenian ini hanya bisa dilakukan oleh anak gadis yang masih suci, bahkan belum menstruasi. Kesenian ini unik, disamping kesenian ini hanya bisa dilakukan oleh gadis yang belum akhil balig, bentuk penyajian sebelum pertunjukan atau prosesnya pun diluar logika, karena sang penari sintren akan di masukan kedalam “kurungan” atau sangkar ayam dengan keadakan terikat dan ditutupi rapat.

Di dalam kurungan tersebut juga akan dilengkapi dengan alat-alat makeup, kostum yang akan dikenakan oleh penari sintren, dan tak ketinggalan pula kaca mata hitam. Penari sintren selalu mengenakan kaca mata hitam dalam melakukan pertunjukan, dikarenakan untuk menutupi mata sintren jikalau dia menari dengan keadaan terpejam atau mata tertutup.

Mitosnya bahwa dalam kurungan tersebut sang Sintren akan di dandani oleh makhluk halus yang di perintahkan oleh sang pawang. Pawang sintren atau biasa disebut “kemlandang” akan memberi aji-ajian sambil mengelilingi kurungan tersebut. Ajian-ajian tersebut berupa nyanyian-nyanyian daerah. Nyanyian tersebut bukanlah terserah kemlandang atau nyanyian turun-temurun. Karena faktanya dalam melakukan pertunjukan Sintren, nyanyian sintren akan berbeda-beda terserah permintaan Sang Penari Sintren.

Setelah di aji-aji maka penari Sintren yang ada di kurungan memberi tanda bahwa ia sudah siap. Penari sintren akan keluar dengan pakaian yang rapi, cantik dan menawan lengkap dengan kaca mata hitamnya. Dalam pertunjukan tarian sintren ini akan diiringi dengan alat musik tradisional jawa, seperti: gendang, kemong, gambang, dan gong. Namun selain alat musik tersebut, pertunjukan sintren diiringi juga dengan tepukan tangan dari kemlandang. Tujuannya adalah untuk memberikan semangat kepada penari Sintren.

Untuk menarikan Tari Sintren menggunakan baju golek, yaitu baju tanpa lengan yang biasa digunakan dalam tari golek. Pada bagian bawah biasanya menggunakan kain jarit dan celana cinde. Untuk bagian kepala biasanya menggunakan jamang, yaitu hiasan untaian bunga melati di samping kanan dan koncer di bagian kiri telinga.

Aksesoris yang di gunakan biasanya adalah sabuk, sampur, dan kaos kaki hitam/putih. Selain itu yang juga sebagai ciri khas dari penari Sintren adalah kaca mata hitam yang berfungsi sebagi penutup mata. Karena penari Sintren selalu memejamkan mata saat keadaan trance atau kesurupan, selain itu juga sebagai mempercantik penampilan.

Kacamata Hitam, berfungsi sebagai penutup mata karena selama menari, sintren selalu memejamkan mata akibat kerasukan "trance", juga sebagai ciri khas kesenian sintren dan menambah daya tarik/mempercantik penampilan.

Alat pendukung kesenian sintren ini di awali dengan busana atau kontum dari penari sintren, dimana pada zaman dulu busana yang digunkan penari sintren hanyalah berupa pakaian kebaya (atasan), sebab pada zaman dulu kebaya sering di pakai oleh wanita yang hidup di pedesaan sebagai busana keseharian. Namun sekarang karena mengikuti perkembangan zaman juga, bermaksud untuk menarik perhatian penonton yang melihat, maka busana dari penari sintren ini menggunakan pakaian golek. Pakaian golek ini seperti sebuah songket yang digunakan sebagai kemben dan dihiasi oleh pernak-pernik. Busana sintren itu sendiri antara lain:

1. Baju keseharian, yaitu pakaian yang di kenakan oleh calon sintren sebelum pertunjukan berlangsung.

2. Baju golek, yaitu baju tanpa lengan yang bisa digunakan oleh golek.

3. Kain atau jarit, yaitu model busana wanita jawa.

4. Celana cinde, yaitu celana tiga per empat yang panjangnya hanya sampai lutut. (bila perlu).

5. Sabuk, yaitu berupa sabuk lebar dari bahan kain biasa yang dipakai untuk mengilkat sampur.

6. Sampur, yaitu sehelai kain atau selendang yang di lilitkan di pinggang, dan di letakan disamping kiri dan kanan, kemudian di kencangkan dengan sabuk.

7. Jamang, yaitu hiasan yang di pakai di kepala dengan untaian bunga melati di samping kanan dan kiri telinga sebagai koncer.

8. Kaca mata hitam, yang berfungsi sebagai penutup mata sintren, karena pada saat menari, penari sintren menari dengan memejamkan mata.

Di dalam kesenian Sintren ini ada suatu istilah yaitu Balangan, yaitu situasi saat penari Sintren sedang menari, lalu penonton ada yang melempari sesuatu ke arah sintren. Setiap terkena lemparan, penari sintren akan jatuh pingsan. Selain itu, ada juga istilah Temohan yaitu dimana penari sintren dengan tampah atau nampan mendekati penonton untuk meminta tandaterima kasih berupa uang.

Untuk busana penari, busana yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu, busana saat sebelum melakukan pertunjukan yaitu pakaian sehari – hari dan busana saat menari, yaitu baju golek, sampur, kain, kacamata, dll.

Untuk menarikan Tari Sintren menggunakan baju golek, yaitu baju tanpa lengan yang biasa di gunakan dalam tari golek. Pada bagian bawah biasa nya menggunakan kain jarit dan celana cinde. Untuk bagian kepala biasanya menggunakan jamang, yaitu hiasan untaian bunga melati di samping kanan dan koncer di bagian kiri telinga.

Aksesoris yang digunakan biasa nya adalah sabuk, sampur, dan kaos kaki hitam atau putih. Selain itu yang juga sebagai ciri khas dari penari sintren adalah kaca mata hitam yang berfungsi sebagai penutup mata.

Karena penari Sintren selalu memejamkan mata saat keadaan trance atau kesurupan, selain itu juga sebagai mempercantik penampilan.

Lantas tubuh penari sintren dililit tali dan di masukkan ke dalam sangkar (kurungan) ayam sudah disiapkan di samping bersama busana sintren, yakni baju golek, kain atau jarit, sabuk, sampur, kaos kaki hitam, celana cinde, serta jamang, hiasan yang di pakai di kepala dengan untaian bunga melati di samping kanan dan kiri telinga sebagai koncer. Dan tidak ketinggalan pula Seperangkt Rias Wajah. Penari sintren selalu berkaca mata hitam, untuk menutupi kaca mata yang terpejam. Namun penonton tidak bisa melihat mata penari sintren karena dilapisi kaca mata hitam, tidak seperti tarian pada umum nya. Konon menurut cerita, kaca mata sengaja untuk menutupi mata sintren yang Terpejam.



0 Komentar