16 Fakta tentang Tari Sintren



Tari Sintren Cirebon atau yang biasa juga dikenal dengan Lais merupakan sebuah kesenian asli lain yang dimiliki oleh Nusantara yang berasal dari Cirebon.
Tari Sintren Cirebon sendiri merupakan sebuah kesenian tari yang berasal dari pesisir utara pulau Jawa bagian tengah dan barat. Selain dikenal di Cirebon, tari Sintren Cirebon juga dikenal di daerah pesisir lainnya seperti Majalengka, Indramayu, Banyumas, Pemalang, Pekalongan, dan Brebes.
Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Banyumas,Kabupaten Kuningan, dan Pekalongan. Kesenian Sintren dikenal juga dengan namalais. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis/magis.
Sintren merupakan gabungan dari dua suku kata.“Si” dan “Tren” Si artinya Ia, sedangkan Tren artinya putri. Putri. Jadi Sintren berarti si putri. Putri merupakan pemeran utama dalam pementasan Sintren.
Sejarah sintren berawal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan Sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci.
Bentuk penyajian sintren ini terbagi menjadi tiga, yaitu pra pertunjukan, dupan, dan sintren. Pada tahap pra pertunjukan, pengiring mulai memainkan gamelan yang bermaksud untuk memanggil penonton. Setelah itu, dilanjutkan dengan Dupan, yaitu tahapan dimana pawang meminta doa untuk keselamatan. Tahap terakhir adalah Sintren yaitu, tahap dimana pawang membawa calon penari bersama empat dayang lainnya.
Tahapan untuk menjadi Sintren ini, pertama Pawang memegang kedua tangan calon penari, lalu diletakkan diatas asap kemenyan, lalu calon penari diikat dengan tali di seluruh tubuh. Setelah itu, calon penari dimasukan ke dalam sangkar (kurungan) ayam bersama dengan busana sintren dan perlengkapan make up. Selanjutnya, setelah ada tanda (kurungan bergoyang), kurungan di buka, sintren sudah lepas dari ikatan tali dan siap menari.
Dan untuk mengenal tari Sintren Cirebon lebih jauh serta mengetahui juga kenapa tari ini kini menjadi salah satu kesenian yang sudah jarang di temui, berikut beberapa 16 fakta menarik tari Sintren Cirebon yang harus anda ketahui. Beberapa fakta tari Sintren Cirebon tersebut adalah:
1.     Tari Sintren Cirebon adalah salah satu jenis kesenian tari yang mengandung nilai mistis didalam gerakannya. Salah satu alasannya adalah karena tarian ini biasa di jadikan ritual khusus yang digelar untuk memanggil roh atau dewa.
2.     Tari Sintren Cirebon berasal dari dua suku kata: ‘Si’ yang berarti dia, dan ‘Tren’ yang merupakan panggilan untuk seorang putri.
3.     Tari Sintren Cirebon adalah sebuah tradisi keraton yang dipertunjukan apabila terdapat kunjungan dari tamu ataupun tradisi masyarakat Cirebon lainnya.
4.     Dalam ritual, penari Sintren Cirebon pasti akan mengalami kerasukan atau kesurupan. Proses penari kerasukan inilah yang menjadi salah satu inti dari tari ini.
5.     Sejarah mencatat bahwa tari Sintren Cirebon bermula dari percintaan Raden Sulondono dan Sulasih dari desa Kalisalak. Hanya saja kisah percintaan ini tidak berjalan mulus karena orang tua Raden Sulondono tidak merestui hubungan keduanya.
6.     Karena tari Sintren Cirebon sangat erat kaitannya dengan dunia mistis, maka dalam setiap pertunjukannya sudah pasti akan ada seorang pawang yang akan menjaga acara tetap terkendali.
7.     Terdapat 4 bagian dalam tari Sintren Cirebon: Dupan, Paripurna, Balangan, dan Temohan.
8.     Dupan adalah bagian pertama dari Tari Sintren Cirebon yang biasanya diisi dengan pembacaan do’a agar selama acara berlangsung semua orang yang terlibat mendapatkan perlindungan dari Tuan Yang Maha Esa.
9.     Paripurna adalah saat dimana pawang menyiapkan penari Sintren Cirebon untuk tampil. Dalam sesi ini, anda akan melihat bahwa penari Sintren Cirebon ditemani oleh 4 orang dayang. Salah satu persiapan yang dilakukan oleh pawang kepada penari Sintren Cirebon adalah pembacaan mantra dan memasukan penari kedalam sarang ayam. Tanda penari siap untuk tampil adalah pada saat sarang ayam bergerak hebat dengan keadaan penari sudah dalam keadaan kerasukan.
10.  Balangan merupakan sesi dimana penonton melempar sesuatu kearah penari. Penari yang terkena lemparan akan terjatuh. Pawang kemudian akan mendatangi penari untuk kembali membacakan mantra dengan maksud roh bidadari yang tadi pergi kembali datang untuk menari dan penonton yang tadi melempar dipersilahkan ikut menari.
11.  Temohan adalah saat dimana penari berjalan mengelilingi penonton dengan membawa nampan untuk meminta uang seikhlasnya sebagai tanda terima kasih.
12.  Salah satu aksesoris wajib bagi penari Sintren Cirebon adalah kacamata hitam. Kacamata hitam ini dimaksudkan untuk mempercantik penampilan penari karena sebenarnya penari Sintren Cirebon menari dalam keadaan mata terpejam.
13.  Syarat utama calon penari Sintren Cirebon adalah seorang gadis yang masih perawan. Ini menjadi syarat utama karena gadis yang masih perawan digambarkan sebagai sosok yang suci.
14.  Selain gadis perawan, syarat lain yang harus dipenuhi penari Sintren Cirebon adalah puasa beberapa hari sebelum acara dilangsungkan. Ini dilakukan agar calon penari bisa menjaga tingkah laku dirinya sehingga terhindar dari perbuatan dosa seperti zina. Penari yang tidak dalam keadaan suci diyakini akan membuat roh kesulitan untuk merasuki dirinya.
15.  Dalam segi busana, tari Sintren Cirebon biasanya menggunakan busana golek atau busana yang tidak memiliki lengan dan menggunakan kain jarit serta celana cinde pada bagian bawahnya. Sedangkan pada bagian kepala, penari biasanya menggunakan aksesoris berupa untaian bunga melati atau jamang dan koncer pada telinga bagian kiri.
16.  Alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi pementasan tari Sintren Cirebon adalah Gending ataupun alat musik lain yang terbuat dari tembikar atau gambyung juga kipas yang terbuat dari bambu untuk menciptakan suara dan nada yang khas. Selain menggunakan alat musik itu, biasanya tari ini juga juga diiringi oleh lagu Jawa.

Itulah 16 fakta menarik tari Sintren Cirebon yanh harus diketahui sebagai bekal anda mengenal tari ini lebih jauh. Tuliskan komentar anda pada kolom komentar apabila anda memiliki pendapat lain tetang tari Sintren Cirebon ini.


0 Komentar